Pengalaman Kuliah Akuntansi

Pernah denger istilah akuntan? Auditor? Pajak? Internal audit? Laporan keuangan? Atau IFRS? Pasti di antara kalian pernah mendengar salah satu dari istilah-istilah ini, entah dari teman, televisi, koran, atau pun buku yang pernah kalian baca. Ya, istilah-istilah itu mungkin sudah tidak asing lagi bagi mahasiswa-mahasiswi yang notabene-nya Jurusan Akuntansi atau orang-orang yang pekerjaannya bergelut di bidang tersebut. Mungkin bagi orang-orang awam akan bertanya-tanya mengenai artian dari istilah-istilah itu karena memang tidak pernah mendengarnya. Nah, berhubung jurusan kuliah saya juga bidang akuntansi, kali ini saya mau iseng-iseng jelasin yang berkaitan dunia yang saya masuki karena takdir yang membawa saya sampai ke detik saat ini setelah dinyatakan lulus dari bangku SMA… 😁😁😁 Membahas salah satu jurusan kuliah yang tidak pernah sepi peminat dan saya yakini akan selalu termasuk ke dalam lima besar jurusan favorit di kampus manapun dan kapanpun. Pokoknya takkan pernah lekang oleh waktulah jurusan saya yang satu ini…

Mungkin seluruh tulisan yang saya posting yang berkaitan dengan dunia akuntansi ini akan lebih banyak membahas mengenai materi-materi kuliah akuntansi yang pernah saya dapatkan selama empat tahun lalu. Itung-itung sharing ilmu yang sudah saya dapatkan selama ini dan biar nggak lupa juga hehehe. Tapi… untuk sekarang saya akan cerita dulu pengalaman saya yang penuh lika-liku berkutat dengan deretan angka-angka fiktif (karna yang dikerjain di kelas cuma soal-soal dari buku) dan segala jenis laporan yang harus saya pelajari selama empat tahun ini mempelajari akuntansi. Selebihnya, nanti di lain kesempatan ya…

Sebenernya masuk jurusan akuntansi itu enak atau nggak, sih? Kayaknya pusing banget ya kalo ngeliatin anak akuntansi pas lagi belajar.

Untuk ukuran anak SMA yang tiap harinya dijejali dengan serangkaian bentuk-bentuk molekul kimia, penjabaran soal metabolisme tubuh hingga segala jenis rumus fisika, dan tiba-tiba banting stir ke jurusan yang termasuk dalam rumpun Ilmu Sosial ini, itu… bisa dibilang lumayan juga rasanya. Butuh penyesuaian ekstra deh. Soalnya nggak pernah ngeliat bentuk laporan yang menurut saya waktu itu aneh. Nggak ngerti juga cara bacanya gimana. Apalagi pas tau ketebalan buku kuliah yang biasa dipakai di kelas dari tahun ke tahun, beuhhhh…… jiper duluan 😒😒😒. Ditambah lagi dengan buku-buku referensi yang mayoritas full English karena memang lebih banyak menggunakan buku-buku karangan penulis asing, jadilah usaha kuliah saya bertambah sampai tiga kali lipat dibandingkan dengan teman-teman saya yang pernah mempelajari Ilmu Akuntansi ini dan memperoleh dasar-dasarnya.

Satu, karena harus terjemahin dulu kalimat-kalimat yang ada di buku (enggak semua, cuma kata-kata yang menurut saya belum pernah di dengar aja). Dua, pahamin segala isi tuh buku. Karena gaya bahasa buku karangan penulis asing itu agak berbeda dengan buku karangan penulis lokal. Buku karangan penulis asing lebih menggunakan gaya bahasa “bercerita” dibanding buku karangan penulis lokal yang langsung memberikan segala informasinya straight to the point. Dan terakhir, ngutak-ngatik soal yang ada di bukunya. Lengkap kan usaha saya?

Emang ribet banget, ya?

Kalo menurut saya sih, enggak juga, asal mau sedikit usaha lebih untuk menyesuaikan diri aja. Inget loh, usaha itu nggak akan pernah membohongi hasil yang diperoleh. Mungkin pertama kalinya masuk ke dalam kelas dan mendengar ceramah dari dosen, kalian akan merasa ingin melambaikan tangan ke arah kamera karena sangking nggak kuatnya dan nggak ngerti dengan apa yang disampaikan dosen kalian di depan kelas sana. Well, itu wajar kok karena saya dulu juga begitu. Cengo pas ngeliatin dosen, tapi sok-sok disamarin pasang muka datar biar keliatan paham, padahal kagak sama sekali. Yah… seenggaknya nggak keliatan bangetlah tampang cengo-nya di hadapan temen-temen sekelas dan dosen.

Trus, gimana kalo emang nggak paham? ‘Kan emang nggak pernah ngeliat segala pernak-pernik akuntansi.

Tanya-tanyalah ke temen-temen sekelas, khususnya anak-anak SMK yang notabene-nya udah jurusan Akuntansi atau anak-anak SMA yang jurusan IPS karena mereka pasti udah pernah pelajarin segala dasar pernak-pernik soal akuntansi. Bisa juga senior jurusan kalian yang udah duluan mencicipi kuliah akuntansi ini. Atau, kalau beneran udah mentok, langsung aja tanya ke dosen matakuliah yang bersangkutan. Alias langsung tanya sama suhu-nya yang udah expert sekalian. Nah, kalo opsi terakhir itu jarang banget yang mau, soalnya lebih seringnya muncul rasa segan duluan yang ada. Tapi, kalo mau nanya ya… kalian juga harus baca dulu materi yang mau ditanyain. Jangan asal nanya tanpa dasar, nanti yang ada malah diserang balik alias diomelin sama dosen. Persiapkan diri jugalah… Jadi, jangan cuma berdiam diri nunggu wangsit datang ke dalam kepala ya. Itu mah sampe negara api nyerang juga nggak akan muncul-muncul.

Anak akuntansi pasti pada jago dan teliti banget ya soal hitung-menghitung?

Siapa bilang? Sejago-jagonya orang ngitung, pasti pernah kepeleset juga. Untuk urusan teliti sih, anak akuntansi emang dituntut untuk diteliti soalnya kita selalu dihantui dengan satu kata sakral tiap kali ngerjain soal, yaitu “balance”. Meskipun satu kata itu nggak bisa menjamin jawaban yang didapat itu bener. Pokonya tuh kata “jebakan batman” banget dah. Balance aja belom tentu bener, apalagi kalo nggak balance, bisa bikin jumpalitan semalem suntuk, mungkin. Kayak hati kamu yang susah banget balance-nya sama hati aku… *Ehh… 😂😂😂


Well, udah dulu ah ngetiknya, capek juga nih jari nari-nari terus. Pokoknya masuk Jurusan Akuntansi itu gado-gado rasanya. Ada enaknya dan ada nggak enaknya. Itu semua tergantung sama mahasiswa-mahasiswinya sendiri aja nanganinnya gimana.

Komentar